REHABILITASI BENDUNG KRAPYAK Study kasus : Bendung Krapyak
Abstract
Gunung Merapi ( 2980 mdpl ) adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Gunung Merapi terakhir kali mengalami erupsi pada tahun 2010 dan menimbulkan aliran lahar dingin dalam jumlah besar dan memiliki daya rusak tinggi. Aliran lahar dingin tersebut mengalir hampir ke seluruh sungai yang berada di lereng Gunung Merapi, salah satunya yaitu Kali Putih. Kali Putih merupakan sungai yang memiliki potensi bahaya cukup besar dikarenakan lokasinya terletak cukup dekat dengan daerah pemukiman. Untuk mengurangi potensi bahaya tersebut, dilakukan upaya pencegahan berupa pembuatan bangunan pengendali sedimen ( Sabo dam ). Data-data yang dibutuhkan adalah data hidrologi berupa data curah hujan harian, data penyelidikan tanah, peta DAS Kali Putih, peta topografi dan peta geometri sungai. Data-data dan referensi tersebut diolah dan dijadikan dasar perencanaan Main Dam, Sub Sabo Dam, Apron, dan lain sebagainya. Setelah proses pengolahan data selesai, didapat hasil berupa Debit banjir rencana 70,967m3/dt, tinggi total Main Dam sebesar 8,00 meter, tinggi total Sub Sabo Dam sebesar 3,86 meter, panjang Apron sebesar 23,00 m dan volume tampungan sebesar 6.266 m3. Pembangunan Sabo dam akan lebih optimal jika disertai dengan sistem pemeliharaan yang baik oleh dinas terkait sehingga diharapkan prosentase wilayah terdampak Aliran Lahar Dingin Kali Putih akan berkurang secara signifikan.
Kata kunci : Kali Putih, Sabo dam, Lahar dingin.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN : 2339-0271 maintained by yanuART << yanuar[at]ft.uns.ac.id>>