PENERAPAN KONSEP RAMAH AIR PADA DESAIN PERANCANGAN REVITALISASI DI BANJARDOWO SEMARANG
Abstract
Perancangan kawasan ramah air di Kelurahan Banjardowo Semarang didasari oleh 3 faktor. Yang
pertama adalah posisi dari Kota Semarang yang merupakan daerah rawan banjir, faktor preferensi masyarakat
untuk tetap tinggal di Kelurahan Banjardowo dan kebutuhan untuk menerapkan konsep ramah air pada
kelurahan Banjardowo. Permasalahan utama pada kasus ini yaitu jika kawasan ini terkena banjir rob dari tahun
ke tahun maka seiring dengan berjalannya waktu, kawasan ini akan terendam oleh banjir rob sehingga
mengakibatkan kelumpuhan dari berbagai aspek seperti aspek sosial, kesehatan dan perekonomian masyarakat
disana. Perancangan Kawasan Ramah Air di Kelurahan Banjardowo bertujuan untuk menciptakan suatu
ketahanan terhadap kondisi banjir sehingga pola kehidupan bermasyarakat baik secara ekonomi dan sosial akan
tetap terus berjalan pada kondisi banjir. Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah penggabungan
teori ramah air dari Sahroel Polantolo dan Mulyawan Karim dan tinjauan lokasi berupa data eksisting yang
digunakan sebagai analisis pertimbangan dalam menentukan rancangan desain. Hasil dari penggabungan teori
ramah air dan tinjauan lokasi eksisting adalah desain perancangan yang terdiri dari desain peruangan, desain
tapak, desain tampilan, desain stuktur, dan desain utilitas. Tentunya desain perancangan tersebut dirancang
berdasarkan tinjauan lokasi, pertimbangan analisis, dan penerapan teori kawasan ramah air.
Full Text:
PDFReferences
Ching, F. D. (1993). Bentuk Ruang dan Tatanan (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga.
Karim, M. (2009). Ekspidisi Ciliwung, laporan jurnalistik Kompas: mata air, air mata. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Lynch, K. (1960). The Image of City. United States of America: The Massachusetts Institute of
Technology.
Nugraha, A. L. (2018). Peningkatan Akurasi dan Presisi Analisa Spasial Pemodelan Banjir Kota
Semarang Menggunakan Kombinasi Sistem Informasi Geografis dan Metode Logika Fuzzy.
Jurnal Teknik, 4-8.
Polontalo, S. (2009). BebasBanjir2025. Retrieved from BebasBanjir2025:
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/pengorganisasian-warga-das/kampung-ramah-air/
Rianto, N. (2012). PENYUSUNAN ASPEK ORGANISASIONAL PENGELOLA POLDER D ENGAN STUDI
KASUS KALI BLENGER KOTA SEMARANG. widyariset, Vol 15 No 1, April 2012, 39-48.
Shalahuddin, I. (2016, April 13). iqbal-shalahuddin. Retrieved from iqbal-shalahuddin:
https://iqshalahuddin.wordpress.com/2016/04/13/water-treatment-system-vs-watertreatment-
plant/
Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset.
Wikipedia, K. (2019, Januari 2013). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Retrieved from Wikipedia
Ensiklopedia Bebas:
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Semarang&oldid=14663726
Refbacks
- There are currently no refbacks.