PENERAPAN KONSEP ECO CULTURAL PADA PERANCANGAN WATERFRONT HOTEL DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT

Arvy Weindo Sianturi, Made Suastika, Samsudi Samsudi

Abstract


Waterfront merupakan sebuah konsep pengembangan daerah tepian air seperti tepi pantai, sungai ataupun danau. Perancangan Waterfront Hotel di tepian Sungai Kapuas, Kalimantan Barat didasari oleh 3 faktor. Yang pertama adalah perkembangan bisnis perhotelan dan pariwisata di Indonesia, potensi pariwisata budaya di Kalimantan Barat, dan belum tersedianya hotel yang mampu mewadahi kegiatan kepariwisataan di Kalimantan Barat secara menyeluruh. Perancangan Waterfront Hotel di tepian Sungai Kapuas, Kalimantan Barat bertujuan untuk menciptakan sarana akomodasi yang mampu mewadahi segala aktivitas wisatawan yang datang berkunjung dan mampu mengangkat kebudayaan lokal dalam meningkatkan sektor pariwisata di Kalimantan Barat. Metode perancangan yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif berupa tindakan aplikatif yang menekankan pada aspek-aspek yang terdapat dalam pendekatan Eco Cultural yang merupakan sebuah pendekatan desain yang menggabungkan unsur ekologis dan budaya di dalamnya. Konsep eco cultural diterapkan pada pengolahan tapak, struktur bangungan, tata massa, bentuk bangunan dan sistem utilitas. Terdapat pula fasilitas berbasis pariwisata kebudayaan seperti restoran terapung, restoran khas Kalimantan Barat, travel agent, gedung pertunjukan budaya, dan ruang pameran kebudayaan.

Kata kunci: Waterfront Hotel, Eco Cultural, Sungai Kapuas


Full Text:

PDF

References


Agus Sarwono, dkk. 2018. Eksplorasi Arsitektur Kalimantan Edisi: Rumah Melayu Kalimantan Barat. Medan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Kalimantan Barat. 2018. Kota Pontianak dalam Angka.

Frick, Heinz. 1998. Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius.

FX. Bambang Suskiyatno. 1998. Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan Serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya Atas Kesehatan Manusia. Yogyakarta: Kanisius & Soegijapranata University Press

Guy, Simon dan Graham Farmer. 2007. Reinterpreting Sustainable Architecture: Theories, Discourses, Practices. Routledge

Hadinoto, K. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hamid Darmadi. 2016. Dayak Asal-Usul dan Penyebarannya di Bumi Borneo. Jurnal Pendidikan Sosial. Volume 3 Nomor 2.

Ita Syamtasiyah Ahyat. 2006. Dinamika dan Pengaruh Budaya Melayu di Kalimantan Barat. Prosiding the 4th International Conference on Indonesian Studies: “Unity, Diversity and Future”.

J. U. Lontaan. 1974. Sejarah, Hukum Adat, Dan Adat Istiadat Kalimantan-Barat Ed. 1. Published Pemda Tingkat I Kalbar, Penyalur tunggal, Pilindo Pontianak.

Koentjaraningrat. 1975. Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta: Bumi Restu.

______________. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lippsmeier, George. 1997. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.

Neufert, E. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

_________ 1996. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Oka A. Yoeti. 1996. Pariwisata Berbasis Budaya, Masalah dan Solusinya. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, I. G., & Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata: Kajian Sosiologis Terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-Dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi


Refbacks

  • There are currently no refbacks.