IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PADA PUSAT KAKAO DI DESA PUNUNG PACITAN

Pradiva Septa Qoryna Putri, Yosafat Winarto, Amin Sumadyo

Abstract


Desa Punung mempunyai produktivitas kakao tertinggi di Pacitan. Gabungan Kelompok Tani Desa Punung melakukan budidaya kakao di pekarangan rumah masing-masing dan menjadikan kakao sebagai salah satu sumber pendapatan mereka. Potensi kakao yang ada di Desa Punung belum dimanfaatkan dengan optimal karena hasil panen kakao hanya dijual dalam bentuk biji kakao fermentasi. Pusat Kakao Pacitan perlu direncanakan di Desa Punung sebagai tempat untuk mengolah kakao menjadi produk olahan sehingga dapat
meningkatkan nilai jual sekaligus sebagai tempat untuk memasarkan produk olahan kakao tersebut.
Tujuan Pusat Kakao ini adalah merencanakan sebuah wadah yang dapat mewadahi kegiatan budidaya dan pengolahan kakao dengan pendekatan arsitektur berkelanjutan yang menyelaraskan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat Kabupaten Pacitan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif dengan mengumpulkan data mengenai potensi alam, sosial, ekonomi masyarakat, serta potensi tapak melalui survei lapangan, wawancara, dan studi komparasi observasi. Data dilengkapi dengan studi literatur mengenai arsitektur berkelanjutan.
Hasil dari penelitian ini adalah implementasi arsitektur berkelanjutan berdasarkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Aspek lingkungan diimplementasikan dalam pengolahan vegetasi, pemanfaatan energi matahari dan angin, pengolahan air bekas, pengolahan limbah, dan penggunaan material lokal. Aspek sosial diimplementasikan dalam pemberdayaan masyarakat setempat, peningkatan SDM melalui pelatihan, dan menyediakan fasilitas pemberdayaan bagi masyarakat setempat. Aspek ekonomi diimplementasikan dalam menyediakan stand bazar sebagai fasilitas bagi masyarakat setempat untuk memasarkan produk olahan lokal dari setiap dusun di Desa Punung guna meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.


Full Text:

PDF

References


Ardiani, Y. M. (2015). Sustainable Architecture. Jakarta: Erlangga.

Ayu, T. (2021, Maret 9). Cara Mengolah Sampah Organik, Daur Ulang Tinggi Manfaat. Diakses dari Tempo: https://tekno.tempo.co/read/1440501/cara-mengolah-sampah-organik-daur-ulangtinggi-manfaat/full&view=ok

Change, F. a. (2016). Pengelolaan Kebun Kakao Berkelanjutan. Jakarta: FORCLIME Forests and Climate Change Programme.

Mubayin, A. (2016). Sukses Membudidayakan Tanaman Cokelat. Depok: Forest Publishing.

Pedoman Pengelolaan Vegetasi di Lingkungan Universitas Gadjah Mada. (2014). Yogyakarta: Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset Universitas Gadjah Mada.

Prinsip Pembangunan Berkelanjutan. (2019, April 28). Diakses dari Scribd: https://id.scribd.com/document/407879790/203063445-3-Prinsip-Pembangunan-Berkelanjutan

Siregar, T. H., Riyadi, S., & Nuraeni, L. (2014). Budi Daya Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sudiarta, I. I. (n.d.). Penghawaan Alami. 3.

Teknologi, B. P. (2016, Juni 30). Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH). Diakses dari Pemerintah Kabupaten Bantul Dinas Lingkungan Hidup: https://dlh.bantulkab.go.id/berita/264-sistempemanfaatan-air-hujan-spah

Vergara. (2016). New Directions in Agroforestry: The potential of tropical legume trees. In F. a. Change, Pengelolaan Kebun Kakao Berkelanjutan (p. 7). Jakarta: FORCLIME Forests and Climate Change Programme.

Wawo, B. (2012, Juni 5). MENGOLAH LIMBAH KULIT BUAH KAKAO. Diakses dari Scribd: https://id.scribd.com/doc/95969395/Mengolah-Limbah-Kulit-Buah-Kakao-Menjadi-Bahan-Pakan-Ternak


Refbacks

  • There are currently no refbacks.