PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR HIJAU PADA BANGUNAN MUSEUM EDUKASI BANJIR DI JAKARTA

Pungky Eka Sari, Musyawaroh Musyawaroh

Abstract


Museum Edukasi Banjir merupakan sarana yang difungsikan sebagai wadah pendidikan dan pembelajaran dengan memamerkan benda-benda atau obyek yang berkaitan dengan banjir untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko atau dampak bencana pada masa mendatang. Arsitektur hijau merupakan sebuah prinsip yang diterapkan pada bangunan dengan tujuan utama meminimalisir dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh bangunan kepada lingkungan sekitarnya. Bangunan yang menerapkan prinsip arsitektur hijau memanfaatkan sumber daya dan energi alam secara optimal dan juga menerapkan prinsip-pinsip bangunan yang baik dan sehat. Prinsip arsitektur hijau diharapkan mampu mengantisipasi dampak terjadinya banjir pada bangunan dengan menerapkannya secara optimal. Paper ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip arsitektur hijau yang diterapkan pada bangunan
museum edukasi banjir di Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimulai dari identifikasi permasalahan, penemuan ide, studi literatur, pengumpulan data, analisis data, serta perumusan
konsep. Hasilnya berupa prinsip-prinsip arsitektur hijau yang digunakan pada bangunan museum edukasi banjir, meliputi hemat energi, memperhatikan kondisi iklim, dan menanggapi keadaan tapak. Bentuk aplikasi dari prinsip-prinsip tersebut meliputi pemanfaatan matahari dan angin sebagai sumber energi, memberikan respon terhadap iklim tropis di Indonesia yang mana terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau, serta mengantisipasi dan mengurangi risiko dari dampak terjadinya banjir.


Full Text:

PDF

References


Ardian, D., Suroto, W., & Hardiana, A. (2022). Penerapan Arsitektur Hijau pada Desain Perpustakaan Umum Kota Surakarta. Senthong, 5(1): 13-22.

Cahyani, O. I. (2018). Penerapan Konsep Green Architecture pada Bangunan Perpustakaan Universitas Indonesia. Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, 17(2): 76-85.

Greenship untuk Bangunan Baru Versi 1.2. (2014). Retrieved from https://www.gbcindonesia.org/download/doc_download/125-ringkasan-greenship-nb-v1-2-id

Karuniastuti, N. (2014). Teknologi Biopori untuk Mengurangi Banjir dan Tumpukan Sampah Organik. Swara Patra, 4(2): 60-68.

Lestari, E., Wirantina, I., & Hidayawanti, R. (2017). Analisa Taman Atap dalam Upaya Mengurangi Limpasan Air Hujan pada Bangunan Perkotaan. Kilat, 6(2): 81-87.

PP No. 66 Tahun 2015 tentang Museum. (n.d.). Retrieved from https://peraturan.bpk.go.id

Prawibawa, P. L., & Santosa, H. R. (2015). Konsep Arsitektur Hijau sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat. Jurnal Sains dan Seni ITS, 4(2): 2337-3520.

Putra, R. W. (2019). Terminal Bus Tipe A dengan Pendekatan Arsitektur Hijau di Kota Salatiga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Rachmayanti, S., & Roesli, C. (2014). Green Design dalam Desain Interior dan Arsitektur. Humaniora, 5(2): 930-939.

Sudarwani, M. M. (2012). Penerapan Green Architecture dan Green Building sebagai Upaya Pencapaian Sustainable Architecture. Majalah Ilmiah Universitas Pandanaran, 10(24).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.