PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR METAFORA PADA PUSAT ANIMASI DI YOGYAKARTA
Abstract
Kurangnya apresiasi masyarakat terhadap karya animasi dalam negeri merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh industri animasi Indonesia. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merancang pusat animasi yang memiliki tampilan arsitektural yang menarik dan representatif. Hal tersebut bertujuan untuk mengomunikasikan fungsi bangunan dan menarik perhatian masyarakat luas untuk berkunjung dan mengenal dunia animasi Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, arsitektur metafora digunakan sebagai pendekatan dalam perancangan. Gagasan yang hendak direpresentasikan yaitu prinsip-prinsip dasar dalam animasi karena mampu mewakili animasi secara keseluruhan. Metode yang digunakan adalah dengan meninjau prinsip-prinsip animasi, baik yang bersifat abstrak maupun visual, lalu merepresentasikan prinsip-prinsip tersebut menjadi bentuk visual yang dapat diterapkan pada bangunan. Terdapat empat prinsip yang diterapkan pada empat aspek bangunan yang berbeda, yaitu prinsip keyframe dan in-between yang diterapkan menjadi pembagian segmen pada pengolahan tapak, prinsip arcs yang diterapkan menjadi bentuk melengkung pada bentuk massa bangunan, prinsip pergerakan yang diterapkan menjadi secondary skin pada fasad bangunan, serta prinsip staging yang diterapkan menjadi pembentukan suasana pada tampilan interior.
Full Text:
PDFReferences
Akmal, I. 2005. Indonesian Architecture Now. Jakarta: Borneo Publication
Brooks, S. 2016. Tradigital Animate CC: 12 Principles of Animation in Adobe Animate. Boca Raton: CRC Press
Budiman, K. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas. Jalasutra
Ruslan, A. 2016. Animasi: Perkembangan dan Konsepnya. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Refbacks
- There are currently no refbacks.