Abstract
Industri pariwisata di Indonesia kini mulai bergerak ke arah pariwisata dengan nuansa kebudayaan. Tidak hanya di Bali, banyak tempat lainmeniru agar mampu bersaing di industri pariwisata Indonesia. Pulau Rote kini mulai dilirik karena memiliki kekhasan tersendiri dan kental akan budaya lokal yang tidak “kalah” dengan Bali. Banyak pelaku di industri pariwisata yang kini mulai berdiri tanpa menjunjung kebudayaan atau bahkan mengetahui budaya dan lokalitas setempat. Persaingan dalam industri pariwisata, standarisasi hotel berbintang memiliki jaminan tersendiri yang berujung industri lokal di sekitar locus kalah bersaing. Konsepsi ini memunculkan irisan negatif terhadap nilai-nilai vernakular. Neo-vernakular dalam perancangan Resort Kultural di Pulau Rote dapat menjadi salah satu dorongan untuk menciptakan solusi yang berupaya menjembatani ideology vernakular dengan modernisasi. Tujuan penelitian adalah untuk menjabarkan dan mendefinisikan neo-vernakular sebagai paham yang dapat menjembatani ideologi atau vernakular disana dengan modernitas. Metode atau paham yang mengidentifikasi dan memodifikasi vernakular Rote kemudian disintesa dengan teori yang berkaitan dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing. Premis tersebut berupaya melestarikan paham-paham vernakular mulai dari teknik ketangkasan pertukangan, respon terhadap iklim hingga eksplorasi bentuk dan material yang berangkat dari prinsip- prinsip local identity. Harapannya dari penelitian ini dapat menghasilkan perancangan kawasan yang tidak menggusurkan identitas budaya melainkan terintegrasi dengan fungsi-fungsi industrial pada kawasan. Kata kunci: Resort Budaya, Neo-Vernakular, Pulau Rote, Industri Pariwisata.
References
Radović, R. (1979). Active space, Nezavisna izdanja 24, Beograd.
Ozkan, S. (1986). An overview of architecture education in Islamic countries. Singapore: Concept Media/Aga Khan Award for Architecture
King, Brian. (1992) "resort-based tourism on the pleasure periphery." Tourism and the Less Developed World: Issues and Case Studies. Wallingford: CABI International.
Heath, K. W. (2003). Defining the nature of vernacular. Material Culture, 35(2), 48- 54ss
Prabarini, F. (2018). Penerapan Teori Atmosfer Peter Zumthor pada Perancangan Galeri Kebudayaan Magelang di Magelang. Surakarta: senTHong, Vol. 1, No. 2.
Hananto, R. (2021). Penerapan Arsitektur Neo-vernakular Pada Sentra Industri Gamelan Desa Wirun Sebagai Destinasi Wisata Budaya di Kabupaten Sukoharjo. Surakarta : senTHong, Vol. 4, No. 1