PRINSIP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN SANGGARLOKA TERUNG KABUPATEN MAGETAN

Nadia Hani Pratiwi, Yosafat Winarto, Bambang Triratma

Abstract


Kabupaten Magetan termasuk kedalam pengembangan destinasi pariwisata berbasis wisata karst dan petualangan pegunungan tahun 2017 -2023, salah satunya Desa Terung yang memiliki potensi alam, potensi budaya, potensi sejarah dan potensi kearifan lokal. Potensi yang dimiliki Desa Terung merupakan potensi pariwisata yang perlu dikembangkan dengan penyediaan Aspek 3A yaitu atraksi, aksesibilitas dan amenitas, maka direncanakan Sanggarloka Terung dengan prinsip arsitektur berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep Sanggarloka sebagai sarana pengembangan pariwisata yang mampu menciptakan kenyamanan wisata dan pengalaman baru melalui penerapan prinsip arsitektur berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang mengumpulkan data primer dan sekunder. Data yang ada kemudian dianalisis dalam teori arsitektur berkelanjutan. Hasil penelitian berupa penerapan prinsip arsitektur berkelanjutan berdasarkan aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial budaya pada Sanggarloka Terung di Kabupaten Magetan.

Full Text:

PDF

References


Adrian C. Pitts. (2004). Planning & Design Strategies for Sustainability and Profit. Architectural Press.

Daniel E William. (2007). Sustainable Design : Ecology, Architecture, and Planning (1st ed.). Wiley.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan, No : 033/T/Bm/1996 Maret 1996

Egan, M. D. (1975). Concepts in Thermal Comfort (1st ed.). Prentice Hall.

Frick, H. (2004). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu Pengantar Konstruksi Bambu. Kanisius.

Givoni, B. (1976). Man, Climate, And Architecture (2nd ed.). AppliedScience Publishers.

Imbabi, M. S.-E. (2006). Modular breathing panels for energy efficient, healthy building construction. Renewable Energy, 31(5), 729–798.

Muhsin Dkk. (2015). Material Bambu Sebagai Konstruksi Pada Great Hall Eco Campus Outward Bound Indonesia. Reka Karsa, 3(3), 5–10.

Middleton, V.T.C., Fyall, A., Morgan, M., Ranchhold A. (2009). Marketing in Travel and Tourism.Slovenia. Butierworth-Heinemann.

Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 15 Tahun 2012. (2012). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magetan Tahun 2012 – 2032.

Pitana, I. G. (2009). Pengantar ilmu pariwisata (1st ed.). Andi.

Pitana, I Gde, & Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta.

Putri, P. S. Q. (2022). Implementasi Arsitektur Berkelanjutan Pada Pusat Kakao Di Desa Punung Pacitan, 5, 97–106.

Sofronov, Bogdan. (2018). Millennials: A New Trend For The Tourism Industry. Economic Series. 18. 109-122. 10.26458/1838.

Sassi Paola. (2006). Strategies for Sustainable Architecture. Taylor & Francis.

Sugiama, A. G. (2014). Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Aset Pariwisata. Guardaya Intimarta.

Wijaya, E. (2001). Identikit jenis-jenis bambu di Jawa . Puslitbang Biologi-LIPI.

Yunita Mila Ardian. (2015). Sustainable architecture : Arsitektur Berkelanjutan. Erlangga.

Wulandari, O. F. (2020). Penerapan Arsitektur Berkelanjutan Pada Perencanaan Dan Perancangan Taman Wisata Konservasi Orangutan Di Sukabumi, 3, 45–56.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.