PENDEKATAN HIBRID PADA DESAIN PERPUSTAKAAN UMUM DI KABUPATEN MAGELANG

Malihah Malihah, Amin Sumadyo, Agung Kumoro Wahyuwibowo

Abstract


Perangkat elektronik menjadi alternatif tak terkendali khususnya bagi generasi milenial yang memiliki porsi besar pada zaman ini sebanyak 25%. Saat ini pelayanan perpustakaan oleh pemerintah pada masyarakat masih kurang. Kabupaten Magelang menjadi salah satunya, dilansir dari Siedoo.com warga Kabupaten Magelang berharap adanya pendirian dan perkembangan perpustakaan lainnya di tiap kecamatan. Permasalahan yang didapatkan, kurangnya dan tertinggalnya peran dan fungsi perpustakaan yang mampu bersaing di zaman era milenial dengan tetap mempertahankan fasilitas yang sesuai dan memadai serta aktivitas yang mendukung dengan tetap memperhatikan keadaan dan situasi sekitar. Pendekatan hibrid dipilih sebagai wadah untuk menampung kebiasaan milenial dan kombinasi perpustakaan dengan memiliki berbagai macam fasilitas pada era milenial. Tujuan dari objek rancang bangun ini memperoleh perpustakaan umum menyesuaikan zaman era milenial untuk meningkatkan minat baca pada masyarakat dengan pendekatan hibrid di Kabupaten Magelang dimana menjadi kesatuan baru yang mampu mewadahi pelayanan literasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan memiliki empat tahap. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan penerapan hibrid yang menghasilkan tiga poin yaitu ekletik, manipulasi dan penggabungan. Dengan penerapan tersebut diharapkan dapat meningkatkan indeks literasi dan mengakomodasi masyarakat menjagkau perpustakaan dengan berbagai kebutuhan dan fasilitas pelayanan literasi.

 

Kata kunci: generasi milenial, Kabupaten Magelang, Perpustakaan umum, pendekatan hibrid, pelayanan literasi


Full Text:

PDF

References


Aini, A. N., & Hayati, A. (2017). Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 6(2), 6–9. https://doi.org/10.12962/j23373520.v6i2.26335 “Hal tersebut menjadi faktor jumlah pengunjung dan tingkat minat baca yang semakin rendah, serta desain gedung yang biasa dan fasilitas gedung kurang memadai.”

Atmodiwirjo, Paramita, Yatmo, Y. A. (2009). Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum.

In Perpustakaan Nasional RI.

El Iraqi, A., & El Daly, H. (2017). Architectural Forming Between Form Making and Form Finding Towards Form Follows Parameters. Journal of Al-Azhar University Engineering Sector, 12(43), 577–596. https://doi.org/10.21608/auej.2017.19243

Erdiono, N. dan D. (2012). Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid Dan Arsitektur Simbiosis. Jurnal Arsitektur DASENG, 1(1), 7–14.

Gleomardo, F., & Mediastika, C. E. (2020). Perpustakaan Hybrid di Surabaya. VI(1), 777–784. “Memiliki berbagai macam fasilitas pada era milenial ini, dari berbagai lapisan masyarakat dapat menggunakan perpustakaan sebaik – baiknya untuk mendukung jalannya fungsi perpustakaan sebagaimana mestinya.”

Khadijah, C. (2019). Transformasi perpustakaan untuk generasi millenial menuju revolusi industri 4.0. IQRA`: Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi (e-Journal), 12(2), 59. https://doi.org/10.30829/iqra.v12i2.3983 “Maka perpustakaan perlu menata kembali dalam menyediakan fasilitas pelayanan, infrastruktur, dan sara prasarana yang mendukung generasi milenial.”

Panitia Teknis 01-01 Perpustakaan dan Kepustakawanan. (2011). Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI, 27–28.

Standar Nasional Perpustakaan (SNP). (2011).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN. (2007).

Acit, 67(6), 14–21. “Pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten / kota memiliki kewajiban dalam pengadaan pelayanan perpustakaan kepada masyarakat.”


Refbacks

  • There are currently no refbacks.