IMPLEMENTASI ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA FASILITAS KESENIAN MELAYU DI TEPI SUNGAI SIAK, PEKANBARU

Emillenia Intan Pungky, Titis Srimuda Pitana, Pratiwi Anjar Sari

Abstract


Kota Pekanbaru memiliki warisan budaya lokal di bidang kesenian yang berasal dari Suku Melayu sebagai suku asalnya. Sebagai kota perdagangan dan jasa yang multietnik disertai tingkat urbanisasi yang tinggi, menyebabkan menurunnya eksistensi dan apresiasi kebudayaan Melayu di Kota Pekanbaru. Hal ini diperburuk dengan fasilitas kegiatan kesenian yang tidak memadai, terutama dari segi kapasitas dan lokalitas bangunan, sehingga dibutuhkan sebuah fasilitas kesenian pendukung yang dapat merepresentasikan Suku Melayu. Pendekatan neo-vernakular dipilih karena kontekstual dengan keadaan dan aktivitas di sekitar lokasi, serta dapat meningkatkan potensi dan daya tarik lokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi penerapan teori arsitektur neo-vernakular berbasis bangunan Melayu dengan memanfaatkan potensi kesenian dan budaya lokal menjadi sebuah fasilitas kesenian Melayu di tepi Sungai Siak yang dapat mendukung pariwisata kota dan menjadi sarana edukasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan melalui proses identifikasi masalah, eksplorasi data dari tinjauan literatur dan preseden, serta menganalisisnya untuk mendapatkan acuan penerapan arsitektur neo-vernakular pada fasilitas seni di tepi Sungai Siak. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan arsitektur neo-vernakular pada obyek berupa pengolahan tapak dan massa sesuai pola kampung tradisional Melayu, organisasi ruang berbasis Rumah Melayu, tampilan berciri khas Rumah Melayu, dan didukung dengan sistem struktur dan utilitas yang kuat dan efisien.

 

Kata kunci: fasilitas kesenian melayu, arsitektur neo-vernakular, Pekanbaru.

 


Full Text:

PDF

References


Arrosyid, A. A. (2016). Museum songket palembang dengan pendekatan arsitektur neo-vernakular.

Cheris, R., & Repi, R. (2017). FAKTOR-FAKTOR MEMUDARNYA CITRA KAMPUNG BANDAR SENAPELAN. Jurnal Arsitektur: Arsitektur Melayu Dan Lingkungan, 4(2), 1-11.

Hasugian, M. B. (2020). SENAPELAN, K. P., & DESAIN, F. A. D. TUGAS AKHIR PERANCANGAN TAMAN BUDAYA MELAYU TERPADU DI KAWASAN TEPI SUNGAI SIAK BANDAR.

Krier, R. (2001). Komposisi Arsitektur Ed. 1. Erlangga.

Marta, A. A., Purwani, O., & Hardiyati, H. (2020). Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular Kudus Pada Perancangan Pusat Kebudayaan Kudus di Kabupaten Kudus sebagai Fasilitas Wisata Budaya. Senthong, 3(2).

Molindhuri, S. (2010). Pusat budaya melayu Riau di Pekanbaru dengan penekanan pada pemanfaatan karakter arsitektur tradisional melayu Riau sebagai ekspresi bangunan.

Nurohmah, W., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Adanya Integritas Bangsa Indonesia di Tengah Modernisasi di Kalangan Muda. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8045-8049.

Saputra, W. D., Suroto, W., & Handayani, K. N. (2019). Penerapan Arsitektur Neo-Vernakular Batak pada Fasad Bandar Udara Domestik di Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Senthong, 2(2).

Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern: Referensi Akhir Abad XIX dan Abad XX.

Wahyuningsih, N., & Abu, R. (Eds.). (1986). Arsitektur Tradisional Daerah Riau. Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Wibowo, Dimas, B. B. (2010). Perancangan kembali Taman Krida Budaya sebagai pusat kreativitas seni dan budaya di Kota Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.