PERANCANGAN PUSAT KREATIF SURAKARTA DENGAN PENEKANAN TAMPILAN EKSTERIOR BERDASARKAN ARSITEKTUR BIOPHILIC DI KELURAHAN JEBRES
Abstract
Pusat Kreatif Surakarta merupakan tempat yang menggabungkan para pelaku kreatif, satuan Pendidikan, UMKM, start-up di Surakarta untuk berjejaring, mengembangkan bisnis, pemsaran, dan juga pada bidang lainya seperti sektor budaya, kreatif, dan teknologi. Pusat Kreatif Surakarta menerapkan konsep arsitektur biophilic pada bagian tampilan eksterior karena merupakan elemen bangunan terpenting yaitu sebagai wajah bangunan yang dilihat pertama kali dari luar. Penerapan prinsip arsitektur biophilic yaitu pola alam dalam ruang, pola analogi alam, dan pola sifat ruang dapat menciptakan lingkungan yang produktif, kreatif, dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah menyusun konsep Perancangan Pusat Kreatif Surakarta dengan Penekanan Tampilan Eksterior berdasarkan Arsitektur Biophilic di Kelurahan Jebres. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif meliputi pengumpulan data melalui studi literatur, studi preseden mengenai pusat kreatif dan arsitektur biophilic, serta studi lokasi perancangan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan sintesis untuk memperoleh kriteria desain tampilan eksterior berdasarkan pada prinsip arsitektur biophilic. Hasil penelitian ini berupa penerapan prinsip arsitektur biophilic pada konsep landscape dengan aspek vegetasi, air, dan material alami; konsep atap yaitu intensif green roof dan atap kaca space frame; bentuk massa bangunan berbentuk geometri alami segitiga dan lingkaran, dan mengikuti kontur; tampilan lantai, dinding, plafon, secondary skin menggunakan material alami, vegetasi, dan warna alami.
Kata kunci: Pusat Kreatif Surakarta, tampilan eksterior, arsitektur biophilic
Full Text:
PDFReferences
Alif, K., Daryanto, T. J., & Nugroho, R. (2018). Penerapan Biophilic dalam Kontinuitas Interior-Eksterior pada Rumah Sakit di Kabupaten Bogor. Senthong, 1(2), 348–357.
Almusaed, A. (2010). Biophilic and Bioclimatic Architecture : Analytical Therapy for the Next Generation of Passive Sustainable Architecture. Springer London. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-1-84996-534-7
Alvina, F. R., & Marpaung, B. O. Y. (2022). Kajian Penerapan Arsitektur Biofilik dalam Perancangan Bangunan Pusat Industri Kreatif. 5(1). https://doi.org/10.32734/ee.v5i1.1452
Borrup, T. (2010). Shaping a Creative Milieu: Creativity, Process, Pedagogy, Leadership, and Place. Journal of Urban Culture Research, 1(Developing Creativity – Theoretical Discourses), 40–57. https://so04.tci-thaijo.org/index.php/JUCR/article/view/20328
British Council. (2015). Creative HubKit:Made by Hubs for Emerging Hubs. In British Council.
Browning, W., Ryan, C., & Clancy, J. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design: Improving Health & Well-Being in the Built Environment. Terrapin Bright Green,LLC, 1–60. https://doi.org/10.1016/j.yebeh.2008.04.024
Ching, F. D. K. (2008). Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Erlangg.
Kellert, S. R., & Calabrese, E. F. (2015). The Practice of Biophilic Design. The Pr Actice of Biophilic Design, October. https://www.biophilic-design.com/
Krier, R. (1996). Komposisi Arsitektur. Erlangga.
Llyoid, P. (2009). Creative Space. https://www.yumpu.com/en/document/read/42389652/creative-space-by-peter-lloyd
M., Suparno Sastra. (2013). Inspirasi Fasade Rumah Tinggal.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018-2025. (2018).
Schodek, D. L. (1999). Struktur. Erlangga. https://doi.org/10.3139/9783446460652.002
Sehgal, S. (2012). Relationship Between Work Environment and Productivity. International Journal of Engineering Research and Applications, 2(4), 1992–1995. http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:?+Relationship+between+Work+Enviornment+And+Productivity+?#0
Siregar, F., & Sudrajat, D. (2017). Enabling Spaces : Mapping Creative Hubs in Indonesia. In British Council. Centre for Innovation Policy and Governance.
Refbacks
- There are currently no refbacks.