PENERAPAN ARSITEKTUR BIOFILIK PADA PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA DI KOTA SURAKARTA
Abstract
Pendidikan merupakan salah satu hak setiap warga negara dan menjadi parameter pembangunan sebuah negara. Perbandingan jumlah lulusan sekolah menengah atas dengan jumlah mahasiswa di Indonesia berbanding lurus dan selalu mengalami peningkatan. Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi menjadi salah satu tujuan selanjutnya untuk lulusan menengah atas. Di kota Surakarta terdapat perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang setiap tahunnya memiliki jumlah peminat yang selalu meningkat. Hunian sementara dibutuhkan oleh para mahasiswa yang berasal dari luar daerah asalnya sebagai tempat tinggal. Asrama mahasiswa merupakan salah satu fasilitas tempat tinggal sementara yang memiliki sarana lingkungan yang melengkapinya. Asrama mahasiswa juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan kepadatan hunian yang ada. Perancangan ini bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip arsitektur biofilik pada asrama mahasiswa di kota Surakarta yang meliputi integrasi alam, sirkulasi udara, dan pencahayaan alami yang tepat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis, dan konseptualisasi. Melakukan studi literasi teori dan menentukan teori yang sesuai untuk digunakan dalam strategi perancangan mulai dari pemilihan tapak, pengolahan tapak, pengolahan ruang dan kualitas ruang, gubahan massa dan tata massa, serta menentukan tampilan bangunan. Konsep desain asrama berfokus pada integrasi yang harmonis dengan elemen-elemen alam, menyatukan ruang hunian dengan lingkungan sekitar melalui ruang terbuka hijau, taman, dan halaman dalam. Asrama ini juga memaksimalkan ventilasi alami dengan jendela yang ditempatkan secara strategis dan koridor terbuka. Dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur biofilik pada desain asrama mahasiswa, dapat meningkatkan kemampuan kognitif, produktivitas dan kesejahteraan penggunanya.
Kata kunci: asrama mahasiswa, konsep merancang, arsitektur biofilik.
Full Text:
PDFReferences
Calabrese. E. F., Kellert. S. R. (2012). The Principles and Benefits of Biophilic Design. The Practice of Biophilic Design, 01, 6-19.
Nabilah, A. N. , Purnomo, A.H., dan Pramesti, L. (2021). Penerapan Koneksi Visual dengan Alam pada Redesain Terminal Induk Jati di Kabupaten Kudus. Jurnal Senthong, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Vol. 4, No. 1, 2021, Hlm. 23-32.
Pramarti, A. D., Yuliani, S., & Handayani, K. N. (2016). APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN. Arsitektura, 14(2). https://doi.org/10.20961/arst.v14i2.12230
Diningrat Khan, R., & Wulandari, R. (2017). STUDI KOMPARASI FASILITAS DAN STANDAR ASRAMA DI INDONESIA: Studi Kasus 5 Universitas. Idealog: Ide Dan Dialog Desain Indonesia, 1(2), 193. https://doi.org/10.25124/idealog.v1i2.852
Wardhani, A., Musyawaroh, M., Daryanto, T., Sumaryoto, S., Mustaqimah, U., & Suastika, M. (2022). Strategi Keberlanjutan Obyek Wisata Melalui Tata Lansekap Studi Kasus Desa Karangmalang Sragen. ARSITEKTURA, 20(2), 181-192. Doi https://doi.org/10.20961/arst.v20i2.56030
Terrapin Bright Green. (2014). 14 Pattern of Biophilic Design: Improving Health & Well Being In The Built Environment. Washington, DC: Authors.
Nirmala, I., & Attamimi, A. N. R. (2019). Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia 2019. Jakarta: PDDIKTI Kemenristekdikti.
Hasanah, U. (2020). “Surakarta Jadi Kota Mahasiswa Terbaik Kedua di Indonesia”. https://surakarta.go.id/?p=17809
Ching, F. D. K. (2007). Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
De Chiara, J. (1984). Time-Saver Standards for Residential Development. New York: McGraw- Hill.
De Chiara, J., & Callender, J. H. (1980). Time-Saver Standards for Building Types. New York: McGraw-Hill.
Refbacks
- There are currently no refbacks.