PENERAPAN HEALING ARCHITECTURE PADA PUSAT REHABILITASI MEDIK EDUKATIF PENDERITA STRESS PASCA BENCANA ALAM DI BANDUNG
Abstract
Masalah kesehatan mental akibat bencana alam berawal dari fenomena alam dan ulah manusia sendiri sehingga menimbulkan kerusakan, penderitaan, bahkan kematian bagi manusia dan lingkungannya, yang dapat memicu stres traumatis. Di Indonesia stigma kesehatan mental masih dianggap tabu dan dipandang sebelah mata sehingga penderita tidak melakukan pengobatan. Selain itu, kurangnya fasilitas menjadi perhatian serius terhadap masalah kesehatan mental yang ada di Indonesia. Di Kabupaten Bandung, belum memiliki fasilitas rehabilitasi bagi penderita stres pascabencana alam. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas pusat rehabilitasi yang mampu memulihkan traumatis para penderita. Objek rancang bangun ini dibagi menjadi 2 fungsi yang terdiri dari pusat rehabilitasi dan ruang memorial. Pusat rehabilitasi berfungsi untuk memulihkan trauma stres dari para pasien penderita melalui arsitektur penyembuhan. Namun demikian, tetap memikirkan ruang yang dapat mengingatkan orang-orang tentang peristiwa traumatis pascabencana alam sebagai sarana edukasi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan identifikasi permasalahan, pengumpulan data, pengolahan data studi literatur dan preseden, analisis, serta penyusunan konsep. Hasil penelitian ini berupa penerapan 4 kriteria perbaikan arsitektur yaitu kepedulian terhadap masyarakat, desain untuk kerumahtanggaan, valorisasi sosial, dan terintegrasi dengan alam yang diterapkan pada pengolahan konsep tapak, perut, bentuk tata massa dan tampilan bangunan, struktur dan utilitas.
Kata kunci : Pusat Rehabilitasi, Stres Pasca Bencana Alam, Arsitektur Penyembuhan.
Full Text:
PDFReferences
Foa, E., Davidson J., Frances A. (1999). Expert Consensus Guideline Series Treatment of Posttraumatic Stress Disorder. The Journal of Clinical Psychiatry, 60(16), 1-79.
Ehrenreich, J.H. (2001). COPING WITH DISASTERS a Guidebook to Psychososial Intervention. New York: Clinical Consultant.
Hatta, K. (2016). TRAUMA DAN PEMULIHANNYA (Suatu Kajian Berdasarkan Kasus Pasca Konflik dan Tsunami). Aceh: Dakwah Ar-Raniry Press.
Asma, et al. (2017). Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit. Jurnal Sains dan Seni, 6(1), 11-15.
Fadilah, N., Lissimia, F. (2021). Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-Anak Luar Biasa Studi Kasus YPAC Jakarta. Jurnal Arsitektur PURWARUPA, 5(1), 21-28.
Kusumawardani, et al. (2022). Implementasi Konsep Therapeutic Space pada Strategi Desain Pusat Rehabilitasi Penderita Depresi. Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, 20 (2), 365-378.
Tedjamuldja, A.L., Kurnia, A.S. (2019). Pusat Rehabilitasi Kaum Milenial Depresi di Jagakarsa. Jurnal STUPA: Sains Teknologi Urban Perancangan Arsitektur, 1(2), : 941-954.
Hebert, B. B. (2003). Design Guidelines of A Theapectic Garden for Autistic Children. Baton Rouge: Louisiana State University.
Aisy, K. R., Anisa., A. (2020). Kajian Tipologi Bangunan pada Pusat rehabilitasi Mental Disorder. MARKA (Media Arsitektur dan Kota): Jurnal Ilmiah Penelitian, 3(2), 53-67.
Refbacks
- There are currently no refbacks.