OPTIMALISASI KRITERIA APPROPRIATE SITE DEVELOPMENT GREEN BUILDING PADA DESAIN COMMUNITY MALL DI YOGYAKARTA

Nova Dwi Pambudi, Yosafat Winarto

Abstract


Kota Yogyakarta menghadapi tantangan serius terkait kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang berdampak pada lingkungan. Penelitian ini mengambil pendekatan Appropriate Site Development (ASD) dengan merujuk pada penilaian GREENSHIP Bangunan Baru V 1.2 untuk mengatasi permasalahan tersebut. Fokus utama penelitian ini adalah optimalisasi aspek Appropiate Site Development (ASD) pada desain community mall . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi prinsip ASD dalam desain community mall sebagai solusi untuk meningkatkan persentase RTH, aksesibilitas komunitas, dan keberlanjutan lingkungan di Kota Yogyakarta. Evaluasi dilakukan dengan memeriksa beberapa aspek ASD, termasuk area dasar hijau, pemilihan tapak, aksesibilitas komunitas, transportasi umum, fasilitas pengguna sepeda, lanskap pada Lahan, iklim mikro, dan manajemen air limpasan hujan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui survei lapangan, analisis dokumentasi, dan pemodelan konseptual. Implementasi ASD dalam desain community mall memberikan hasil positif. Penerapan green roof, penggunaan transportasi umum, fasilitas pengguna sepeda, dan manajemen air limpasan hujan berdampak positif pada persentase RTH yang meningkat signifikan. Aksesibilitas komunitas juga terbukti meningkat, mendukung keberlanjutan lingkungan dan mempromosikan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi lokal. Nilai perencanaan community mall mencapai 88,23%, mencakup 15 dari 17 poin kriteria dalam kategori ASD, menunjukkan keberhasilan implementasi prinsip tersebut.

Full Text:

PDF

References


Amalia, A. A., Amal, C. A., Fuadillah, S., & Amin, A. (2018). Evaluasi Aspek Tepat Guna Lahan Pada

Mall Nipah Makassar Dengan Menggunakan Greenship Rating Tools. 7–14.Amitha Amranand (2012).

Does Bangkok Have Too Many Community Malls? Retrieved at August 8, 2012 from website:

http://bk.asia-city.com/city-living/article/does-bangkok-have-too-many-community-malls.

BPS, K. Y. (2015). KOTA YOGYAKARTA DALAM ANGKA Yogyakarta Municipality in Figures 2021.

Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta.

BPS, K. Y. (2021). KOTA YOGYAKARTA DALAM ANGKA Yogyakarta Municipality in Figures 2021.

Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta.

BPS, K. Y. (2023). KOTA YOGYAKARTA DALAM ANGKA Yogyakarta Municipality in Figures 2023.

Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta.

Budiman, A., Sulistyantara, B., & Zain, A. F. (2014). DETEKSI PERUBAHAN RUANG TERBUKA HIJAU

PADA 5 KOTA BESAR DI PULAU JAWA (Studi kasus : DKI JAKARTA, KOTA BANDUNG, KOTA

SEMARANG, KOTA JOGJAKARTA, DAN KOTA SURABAYA). Jurnal Lanskap Indonesia, 6(1), 7-15.

doi:https:// doi.org/10.29244/jli.2014.6.1.7-15.

Dinas Lingkungan Hidup. 2020. Daftar Persebaran RTHP di Kota Yogyakarta 2019-2020.

Dinas Pariwisata DIY. (2017). Buku Statistik Kepariwisataan 2016. In Dinas 58 Pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta.

GREENSHIP. (2013). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU, Ringkasan Kriteria dan Tolok Ukur (Versi

2, Issue April). Divisi Rating dan Teknologi, Green Building Council Indonesia.

Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Ruang Terbuka Hijau Pasal 2.3.2

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 Bagian 2.

Permendagri No. 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a).

Ratnasari, A., Sitorus, S. R., & Tjahjono, B. (2015, November). PERENCANAAN KOTA HIJAU

YOGYAKARTABERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DANKECUKUPAN RTH. TATALOKA, 17, 19.

Surjana dan Ardiansyah. (2013). Perancangan Arsitektur Ramah Lingkugan: Pencapaian Rating

Greenship GBCI. Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, 1-14.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26. (2007).


Refbacks

  • There are currently no refbacks.