SHELTER INTEGRASI SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA SESAR LEMBANG DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR TANGGAP BENCANA

Abstract

 Sesar lembang merupakan jalur sesar aktif pada zona lemah yang terletak di wilayah Bandung Utara. Sesar ini terakhir mengalami pergerakkan pada tahun 2011 yang menyebabkan gempa bumi berkekuatan 3,3 Magnitudo pada wilayah sekitar. BMKG telah menghasilkan peta guncangan yang memprediksi jika sesar lembang mengalami pergeseran kembali akan terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,8 Magnitudo dengan kedalaman hiposenter 10 km. Urgensi ini membuat pemerintah mempersiapkan upaya mitigasi bencana. Pemerintah telah menyediakan empat titik lokasi evakuasi berupa lapangan terbuka. Perancangan shelter integrasi pada salah satu titik evakuasi melanjutkan upaya mitigasi struktural dengan menerapkan penerapan arsitektur tanggap bencana dengan acuan UU No. 24 Tahun 2007 pasal 6 mengenai penanggulangan bencana. Hasil dari penelitian ini berupa implementasi teori arsitektur tanggap bencana yang meliputi beberapa aspek pertimbangan seperti evakuasi & penyelamatan, fleksibilitas fungsional & kenyamanan pengguna, ketahanan struktural, dan keberlanjutan & hemat energi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan tahapan identifikasi latar belakang dan permasalahan, pengumpulan data, analisis data, dan perumusan konsep desain. Hasil dari penelitian ini berupa implementasi arsitektur tanggap bencana pada perumusan desain shelter integrasi. 

Kata kunci: Shelter, Upaya Mitigasi, Sesar Lembang, Arsitektur Tanggap Bencana.