ENERAPAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR PADA KONSEP TATA MASA DAN BENTUK PUSAT KEBUDAYAAN SUNDA DI KOTA BANDUNG
Abstract
Pusat kebudayaan adalah suatu wisata budaya yang difungsikan sebagai wadah aktivitas untuk
mempromosikan budaya suatu daerah. Saat ini, wisata budaya merupakan wisata yang kurang diminati
wisatawan di Kota Bandung. Kurangnya minat masyarakat terhadap Budaya Sunda di Kota Bandung akan
mengurangi partisipasi dan apresiasi masyarakat terhadap Budaya Sunda. Lokasi yang jauh dan fasilitas yang
kurang memadai juga menjadi alasan berkurangnya peminat wisata budaya di Kota Bandung. Oleh karena itu,
perlu adanya pusat kebudayaan yang mampu meningkatkan minat masyarakat dan wisatawan Kota Bandung
untuk mengenal Budaya Sunda yang ada. Penerapan arsitektur neo vernakular pada pusat kebudayaan akan
menciptakan suatu wisata budaya yang menghadirkan kesan lokal daerah dengan penyampaian yang lebih
inovatif dan tidak monoton sehingga akan lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat masa kini. Metode yang
digunakan dalam mengidentifikasi penerapan arsitektur neo vernakular ini adalah metode deskriptif-kualitatif
melalui kajian literatur dengan menerapkan tiga kriteria arsitektur neo vernakular, yaitu elemen fisik, elemen
non fisik, dan unsur modern. Dengan metode ini didapatkan konsep Pusat Kebudayaan Sunda di Kota Bandung
dengan pola tata massa terpusat yang mengadaptasi denah dan pola pekampungan sunda juga bentuk
bangunan yang memberikan kesan rumah adat Sunda dengan adaptasi atap julang ngapak dan atap tagog
anjing dilengkapi dengan stuktur pondasi panggung.
Full Text:
PDFReferences
Amalia, N. A., & Agustin, D. (2022). Peranan Pusat Seni dan Budaya Sebagai Bentuk Upaya Pelestarian Budaya Lokal. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 40.
Anwar, H., & Nugraha, H. A. (2013). Rumah Etnik Sunda. Griya Kreasi. Bandung, P. K. (2021). Rancangan Awal RPMJD Kota Bandung Tahun 2018-2023. Bandung: DISBUDPAR.
Fajrine, G., Purnomo, A. B., & Juwana, J. S. (2017). Penerapan Konsep Arsitektur Neo Vernakular Pada Stasiun Pasar Minggu. Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan.
Gusnadi, D. (2019). Komodifikasi Seni Tradisional Sunda Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kota Bandung . Akrab Juara: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial.
Hasibuan, Y. F. (2022). The Implementation of Neo Vernacular Architecture on the Design of Information and Recreation Center of Lake Toba Tourism at Ambarita, Samosir Regency.
International Journal of Architecture and Urbanism. Indonesia, M. P. (2017). Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 17 Tahun 2015 tentang Standar Usaha
Gedung Pertunjukan Seni. Nurjaman, J., & Prayogi, L. (2022). Penerapan Konsep Arsitektur Neo Vernakular Pada Stasiun Malang
Kota Baru . PURWARUPA Jurnal Arsitektur.
Prasetia, A. Y., Makarau, V. H., & Sembel, A. (2019). Pusat Kebudayaan Talaud di Melonguane. Jurnal Arsitektur DASENG.
Rusmana, T. (2018). Rekontruksi Nilai-Nilai Konsep Tritangtu Sunda sebagai Metode Penciptaan Teater ke Dalam Bentuk Teater Kontemporer . Mudra Jurnal Seni Budaya.
Suharjanto, G. (2014). Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Masa Lalu dan Masa Kini . ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications.
Yolanda, D. E. (2018). Perancangan Cultural Center Dengan Konsep Arsitektur Tropis Di Prawirotaman.
Refbacks
- There are currently no refbacks.