STRATEGI PERANCANGAN TAMPILAN MUSEUM KULINER NUSANTARA BERDASARKAN TEORI ARSITEKTUR REGIONALISME MODERN DI YOGYAKARTA
Abstract
Museum kuliner nusantara di Yogyakarta merupakan wadah untuk mengedukasi masyarakat dan melestarikan budaya kuliner nusantara baik dari segi objek makanan, perlatan, bahan, sejarah maupun budaya kuliner. Ekspresi bangunan menjadi sangat penting karena dari hal tersebut dapat tercermin fungsi bangunan yang mewadahi fungsi edukasi dan pelestarian dalam budaya nusantara khususnya kuliner. Namun disamping memunculkan karakter budaya nusantara juga harus didukung dengan penggunaan teknologi bangunan yang mengikuti perkembangan zaman sehingga fungsi edukasi dan pelestarian dapat dicapai dengan maksimal.
Penggunaan teori arsitektur regionalisme modern menjadi hal yang penting untuk mendukung suasana dan ekspresi bangunan yang mencerminkan karakter nusantara pada museum kuliner nusantara dengan penggunaan teknologi yang mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat membangkitkan atmosfer budaya nusantara pada museum. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan kajian pengumpulan data literasi tentang arsitektur regionalisme modern dan karakter arsitektur nusantara untuk diterapkan pada analisis perancangan.
Analisis dilakukan dengan mengadaptasi elemen-elemen arsitektur nusantara dengan penyesuaian tujuan dan fungsi bangunan. Hasil yang diperoleh dari penerapan teori arsitektur regionalisme modern yang menggunakan karakter arsitektur nusantara adalah pengolahan bentuk massa, pengolahan tampilan, dan pengolahan material dan pengolahan warna.
Full Text:
PDFReferences
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. (2015). Statistik Kepariwisataan 2014. Yogyakarta.
Ozkan, S. (1985). Regionalism within Modernism. Regionalism in Architecture.
Paramitasari, A. U. (2015). Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal. 211-216.
Tjahjono, G. (2002). Indonesian Heritage: Architecture. Jakarta: Grolier International.
Refbacks
- There are currently no refbacks.