REKAYASA POLA HUBUNGAN RUANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS RUANG YANG SAKRAL PADA GEREJA KATOLIK DI KOTA SALATIGA
Abstract
Desain pola hubungan ruang pada Gereja Katolik seperti di Gereja Katolik St. Paulus Miki Salatiga,
tidak memerhatikan kualitas kesakralan aktivitas beribadah umat di gereja. Hal tersebut diindikasikan dengan
adanya gangguan audio dan visual yang berasal dari aktivitas pendukung gereja seperti aktivitas parkir motor
atau aktivitas mengontrol sound system. Pada ranah arsitektural, gangguan audio dan vsual dapat terbentuk
dari desain pola hubungan ruang yang tidak tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi pasca huni
terhadap desain pola hubungan ruang gereja yang mengalami ketidakkhusyukan aktivitas. Metode penelitian
dilakukan dengan observasi data berupa gambar Gereja Katolik dan mencari desain rekayasa pola hubungan
ruang Gereja Katolik yang meningkatkan kualitas kesakralan ruang. Proses analisis dilakukan dengan evaluasi
pasca huni, yaitu mengobservasi desain pola hubungan ruang eksisting Gereja Katolik, mengevaluasi desain
eksisting pola hubungan ruang Gereja Katolik, mengkomparasikan desain Gereja Eksisting dengan desain pola
hubungan Gereja Katolik yang dapat menghadirkan kesakralan ruang, setelah itu memberikan rekomendasi
desain pola hubungan ruang Gereja Katolik. Hasil penelitian yaitu rekomendasi desain pola hubungan ruang
berdasarkan tingkat kesakralan aktivitas yang dapat meningkatkan kualitas khusyuknya aktivitas beribadah
dengan indikasi tidak terganggunya aktivitas beribadah secara audio dan visual pada layout tapak.
Full Text:
PDFReferences
C. Snyder, J. (1989). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.
Hoffman, Douglas R. (2010). Seeking The Sacred In Contemporary Religious Architecture. Ohio: The
Kant. State University Press.
Komisi Liturgi-KWI. (1962). Panduan Umum Misale Romawi. Penerbit Nusa Indah
BPS Kota Salatiga, 2016. Salatiga dalam Angka, diakses pada 15 maret 2016
Refbacks
- There are currently no refbacks.