PENERAPAN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA FASILITAS PENGEMBANGAN BATU MULIA DI PURBALINGGA
Abstract
Arsitektur ekologis adalah metode perancangan yang melibatkan pengolahan sistem bangunan
secara menyeluruh. Arsitektur ekologis menggunakan prinsip sinergi antara bangunan dan alam dengan
tujuan menciptakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Fasilitas pengembangan di Purbalingga
dirancang dengan konsep kawasan terpadu yang terdiri dari berbagai komponen bangunan yang berkaitan
satu sama lain dan mewadahi aktivitas terkait pengembangan batu mulia, mulai dari penambangan,
pengolahan, penjualan hingga pameran. Untuk menjembatani konsep rancangan tersebut, dibutuhkan suatu
pendekatan yang mampu mencakup isu dalam kawasan secara total dengan berkiblat pada konsep bangunan
ramah lingkungan. Konsep ramah lingkungan tersebut dibutuhkan untuk meminimalisir dampak negatif. Maka
dipilihlah pendekatan arsitektur ekologis sebagai prinsip desain. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian aplikatif yang dimulai dari perumusan gagasan awal dengan didukung oleh kajian data mendalam,
kemudian disimpulkan menjadi acuan dalam analisis perancangan. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka
akan diperoleh bentuk aplikasi prinsip ekologis pada fasilitas. Contohnya penggunaan teknologi penghematan
energi, konfigurasi bentuk bangunan meliputi bukaan, warna dan massa, pemilihan material bangunan ramah
lingkungan, serta konservasi lingkungan.
secara menyeluruh. Arsitektur ekologis menggunakan prinsip sinergi antara bangunan dan alam dengan
tujuan menciptakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Fasilitas pengembangan di Purbalingga
dirancang dengan konsep kawasan terpadu yang terdiri dari berbagai komponen bangunan yang berkaitan
satu sama lain dan mewadahi aktivitas terkait pengembangan batu mulia, mulai dari penambangan,
pengolahan, penjualan hingga pameran. Untuk menjembatani konsep rancangan tersebut, dibutuhkan suatu
pendekatan yang mampu mencakup isu dalam kawasan secara total dengan berkiblat pada konsep bangunan
ramah lingkungan. Konsep ramah lingkungan tersebut dibutuhkan untuk meminimalisir dampak negatif. Maka
dipilihlah pendekatan arsitektur ekologis sebagai prinsip desain. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian aplikatif yang dimulai dari perumusan gagasan awal dengan didukung oleh kajian data mendalam,
kemudian disimpulkan menjadi acuan dalam analisis perancangan. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka
akan diperoleh bentuk aplikasi prinsip ekologis pada fasilitas. Contohnya penggunaan teknologi penghematan
energi, konfigurasi bentuk bangunan meliputi bukaan, warna dan massa, pemilihan material bangunan ramah
lingkungan, serta konservasi lingkungan.
Full Text:
PDFReferences
Ariyanto. (2005). Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Frick, H. (2007). Dasar- dasar Arsitektur Ekologi. Semarang: Penerbit Kansius.
Hadinoto. (1996). Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press.
Sujatmiko, J. (2014). Kemilau Batu Cincin: Plus Khasiat, Mitos, Misteri, dan Legendanya. Yogyakarta:
Kamea Pustaka.
Yeang, K. (2008). Ecodesign: A Manual for Ecological Design. London: Wiley.
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Purbalingga
Refbacks
- There are currently no refbacks.