PENERAPAN DESAIN BIOPHILIK PADA RANCANGAN RUMAH SUSUN DI KEMBANGAN, JAKARTA BARAT

Abstract

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Jakarta menyebabkan banyak problema tak berujung. Kepadatan penduduk hingga kemacetan menjadi momok yang seakan akan menjadi ciri ibu kota. Hal ini tentu saja mempengaruhi tingkat stres yang dialami oleh warganya. Kondisi ruang terbuka hijau sebagai sarana interaksi sosial yang masih belum mencapai target juga menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat stres terutama di kawasan permukiman Jakarta. Selain itu, tingginya laju pertumbuhan penduduk di Jakarta juga menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan hunian tetapi tidak diikuti dengan ketersediaan lahan yang ada. Hal ini menyebabkan hunian yang terjangkau semakin sulit didapatkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, terutama warga terdampak proyek normalisasi Kali Pesanggrahan. Berdasarkan fenomena ini, maka dibutuhkan rumah susun yang mampu untuk mengatasi permasalahan tingkat stres penghuninya. Desain Biophilik digunakan sebagai metode desain untuk menyelesaikan permasalahan dengan menghadirkan unsur alam ke dalam bangunan sehingga dapat menciptakan sebuah hunian yang dapat menciptakan ruang-ruang restoratif bagi fisik manusia, menyehatkan sistem syaraf, dan menampilkan vitalitas kehidupan yang estetik. Pada kasus ini, ditemukan 4 pola desain biophilik yaitu interaksi dengan tanaman, penerapan material alam, pengolahan elemen air, dan pengolahan cahaya dan penghawaan alami yang dapat diterapkan dalam elemen elemen arsitektural yaitu unit hunian, gubahan massa, pengaturan vegetasi, dan utilitas bangunan.