KONSEP TAPAK PADA MIXED USE BUILDING DENGAN PENDEKATAN SUPERIMPOSE DI KOTA SURAKARTA
Abstract
Berdasarkan hasil catatan Real Estate Indonesia Solo Raya, Kota Surakarta kekurangan 40.000 hunian untuk penduduknya. Fenomena tersebut memerlukan tanggapan berupa strategi perancangan kawasan. Strategi perancangan diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan masyarakat secara efektif dan efisien, sehingga mengurangi penggunaan lahan hijau. Mixed use building berbasis independent controlled zone merupakan kawasan mandiri dan memiliki kriteria tapak di lahan strategis. Kriteria tapak bertujuan agar lahan mampu dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Berdasarkan kriteria, tapak diolah melalui penyesuaian kebutuhan kawasan mixed use building dan kebutuhan lingkungan sekitar. Kebutuhan kawasan mixed use building dan lingkungan sekitar memiliki unsur yang saling membutuhkan dan unsur yang tidak saling membutuhkan. Setiap unsur disatukan untuk mengetahui keterkaitan antarunsur. Penyatuan unsur menggunakan metode superimpose. Metode superimpose merupakan metode yang menggunakan konsep tumpang-tindih. Konsep melingkupi unsur fungsi, program, ataupun bentuk geometri tertentu yang berbeda. Berbagai unsur digabungkan menjadi satu wujud baru. Penggunaan metode superimpose berdampak pada tapak. Konsep tapak menggunakan konsep intermediary space, barrier zone, dan bentuk gubahan massa. Penerapan konsep difungsikan demi mewujudkan keharmonisan, keindahan, dan kenyamanan bagi lingkungan sekitar tapak.
Full Text:
PDFReferences
Bintarto. (1989). Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Herlianto. (1997). Urbanisasi, Pembangunan, dan Kerusuhan Kota. Bandung: Bintang Alumni.
Kurokawa, K. (2005). Metabolism and Symbiosis. Berlin: Jovis Verlag GmbH.
Karlen, M. (2007). Dasar-Dasar Perencanaan Ruang. Jakarta: Erlangga.
Urban Land Institute. (1998). Office Development Handbook. London: ULI.
Refbacks
- There are currently no refbacks.