PENERAPAN MICE PADA PUSAT KERAJINAN PERAK KOTAGEDE UNTUK MEMBANGUN SUSTAINABILITY
Abstract
Kerajinan atau kriya perak Kotagede merupakan salah satu warisan budaya kerajaan Mataram Islam yang masih dapat kita temui di Kotagede. Namun dari ratusan usaha perak di Sentra Kerajinan Perak Kotagede, kini hanya kurang dari 100 usaha yang terdaftar di UMKM dan beberapa merupakan usaha menengah ke atas. Sedikitnya peminat, ketersediaan bahan baku, hingga tidak adanya penerus menyebabkan turunnya jumlah usaha maupun pengrajin kriya perak Kotagede. Hal itu memicu terputusnya warisan kriya perak Kotagede bagi generasi mendatang. Selain itu, Kota Yogyakarta belum memiliki fasilitas khusus untuk mengorganisasi informasi kriya perak Kotagede yang juga mengakomodasi kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) sehingga dapat sustainable.
Berdasarkan isu tersebut Kota Yogyakarta sangat berpeluang untuk memiliki suatu wadah berupa Pusat Kerajinan Perak Kotagede dengan MICE sebagai basis dalam menciptakan wahana edukasi dan rekreasi yang berkelanjutan (sustainable).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana MICE diterapkan untuk membangun sustainability pada ORB. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep acuan bagi perencanaan dan perancangan Pusat Kerajinan Perak Kotagede. Konsep yang dihasilkan terdiri dari konsep makro dan konsep mikro. Konsep makro terdiri dari dua yaitu konsep lokasi dan konsep site, sedangkan konsep mikro terdiri dari empat konsep yakni konsep aktivitas, konsep peruangan, konsep pemassaan, dan konsep komplementer.
Full Text:
PDFReferences
Bahari, N. (2012). Struktur dan bentuk kria perak dalam konteks sosial budaya masyarakat Kotagede. Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia: Sebelas Maret University Press.
Dirdjoamiguno, R. P. (1969). Seni hias keradjinan perak Jogjakarta = The art of decorating Jogja silver. Djakarta: Bhratara.
Hendry, V. (2014). Kajian Terapan Sustainable Design pada Ruang-Bangunan Pusat Pendidikan Alam dan Budaya Kaliandra Sejati di Pasuruan, Jawa Timur. Dimensi Interior,12(1). doi:10.9744/interior.12.1.1-6
Hill, J. (2003). Actions of architecture: Architects and creative users. New York, NY: Routledge.
http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/data_dasar/index/225-penyelenggaraan-mice -diakses pada 10 Januari 2019
Isnaryati, D. S. (2014). Ekonomi kreatif: Kekuatan baru Indonesia menuju 2025. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Karlinasari, Lina & Surjokusumo, Surjono. (2009). Konsepsi Konstruksi Berkelanjutan (Sustainable Construction) Menjawab Tantangan Perubahan Iklim (Climate Change).
Kesrul, M. (2004). Meeting Incentive Trip, Conference and Exhibition. Jakarta : Graha Ilmu.
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta.No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010–2029.
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran.
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Tempat Penyelenggaraan (Venue) Pertemua, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran.
Refbacks
- There are currently no refbacks.