WISATA EDUKASI PENGOLAHAN SUSU SAPI PERAH DI BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Abstract
Peningkatan tingkat konsumsi susu sapi dalam negeri masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara lain khususnya di ASEAN. Menjadi salah satu wilayah dengan tingkat produktifitas susu sapi tertinggi di Indonesia dan dijuluki sebagai Kota Susu tidak membuat kota Boyolali secara signifikan mampu mengembangkan potensinya lebih jauh dari sekedar peternakan penghasil susu sapi perah terutama di Kecamatan Cepogo. Mengolah bahan baku susu sapi perah menjadi sebuah produk olahan akan membantu meningkatkan daya jual dan menarik minat masyarkat akan konsumsi susu sapi, disamping itu Kecamatan Cepogo memiliki potensi untuk pengembangan pendidikan dan pariwisata karena berlokasi di dataran tinggi dengan lingkungan yang masih asri sehingga optimal untuk peternakan sapi. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini memiliki tujuan untuk mendesain sebuah fasilitas edukasi yang dikemas secara rekreatif dengan konsep agrowisata mengenai proses produksi susu sapi hingga menjadi produk olahan dengan tetap menjaga eksisting alam sekitar. Metode yang digunakan dalam perancangan adalah metode deskriptif dan analitik berdasarkan teori dan komparasi, hasil dari analisis teori dan studi komparasi bangunan serupa dikombinasikan untuk mendapatkan parameter yang digunakan dalam perancangan. Teori arsitektur ekologi digunakan sebagai landasan untuk menciptakan desain yang selaras antara manusia dan perancangan objek rancang bangun di lingkungan alam dengan menerapkan prinsip pendekatan arsitektur ekologi dalam desain bangunan maupun kawasan, sehingga akan menciptakan kawasan industri yang tidak hanya menjadi fasilitas edukasi pengolahan susu sapi yang dikemas secara rekreatif dan pengembangan usaha dengan mengenalkan potensi serta ciri khas Kabupaten Boyolali sebagai ‘Kota Susu’, namun juga meminimalisir dampak industri yang dapat mengganggu ekosistem lingkungan sekitar.
Kata kunci: susu sapi perah, Kecamatan Cepogo, arsitektur ekologi
Full Text:
PDFReferences
Brenda & Robert Vles. 1991. Green Architecture Design for Sustainable Future. Thames & Hudson. London.
Frick Heinz, Tri Hesti Mulyani. 2006. Arsitektur Ekologis seri 2. Semarang. Kanisius: Yogyakarta
Frick, H., & Suskiyatno, B. (2007). Dasar-dasar arsitektur ekologis (Vol. 1). Kanisius. FKimmel, J. R. (1999). Ecotourism as environmental learning. The Journal of Environmental Education, 30(2), 40-44.
Kusumadewi, R. Y. (2016). Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Kegiatan Peternakan Sapi Perah dan Industri Tahu (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya).Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Rodger, D. (1998). Leisure, Learning, and Travel. Journal of Physical Education, Reseacrh, and Dance, 2831.
Usmiati, S., & Bakar, A. (2009). Teknologi pengolahan susu. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Press, Bogor.
Utami, U., Febrian, R. R., Dirgantara, J. P., Khoroni, U., & Akasaputra, R. (2015). Pengaruh Lahan Berkontur terhadap Tatanan Ruang dalam pada Desain Rumah Tinggal. Reka Karsa, 3(1).
Yeang, Ken (1995), Designing With Nature: The Ecological Basis for Architectural Design, McGraw-Hill Inc., New York.
Refbacks
- There are currently no refbacks.