PENERAPAN MATERIAL EKOLOGIS PADA DESAIN TAMAN REKREASI PANTAI DI KABUPATEN KOLAKA UTARA, SULAWESI TENGGARA

Nilfahsyai Riskiani, Made Suastika, Titis Srimuda Pitana

Abstract


Perkembangan yang pesat terhadap teknologi dan pengetahuan menghadirkan bahan bangunan baru seperti, bahan sintetik yang akan berpotensi merusak keseimbangan dan keselarasan manusia dan
lingkungan. Kegiatan rekreasi atau wisata seringkali juga hanya menekankan pada kebutuhan tanpa memperhatikan dampak pada kerusakan lingkungan, sehingga dalam pembangunan tersebut menggunakan material alami yang seimbang dan selaras dengan lingkungan alam sekitar. Penggunaan bahan material secara alami selain untuk pemanfaatan energi, juga dapat mengurangi ancaman gangguan kesehatan pada penghuni bangunan. Unsur alami tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan material yang dapat dikembalikan ke alam dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Metode penelitian menggunakan penelitian terapan meliputi; metode pengumpulan data, metode analisis, dan intrepretasi data yang kemudian disimpulkan menjadi pedoman dalam analisis perancangan. Dari analisis yang dilakukan maka diperoleh hasil penerapan material dengan prinsip ekologi pada desain, yaitu aplikasi material yang menjamin keseimbangan alam, seperti bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regeneratif) diterapkan pada dinding dan atap bangunan, bahan bangunan yang dapat digunakan kembali diterapkan pada dinding bangunan, bahan bangunan alam yang mengalami perubahan transformasi sederhana diterapkan pada atap bangunan, dan bahan bangunan komposit diterapkan sebagai perkerasan area parkir dan pedestrian taman rekreasi.

Full Text:

PDF

References


Afari. S., (2015, September). Batu Bata. Arsitag, diakses pada 8 September 2018 Dari https://www.arsitag.com/article/kenali-jenis-dan-fungsi-batu-bata.

BPS Kota Lasusua, (2017). Lasusua dalam Angka, diakses pada 27 agustus 2018

Cahya, A.R., Nugroho, R., Farkhan, A. (2016). Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Dengan Pendekatan Arsitektur Eco Culture Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arsitektura Universitas Sebelas Maret, 14.

Frick, H., dan Suskiyatno, F.B. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologi seri 1. Semarang: Kanisius Yogyakarta

Frick, H., Mulyani, T.H., (2006). Arsitektur Ekologis seri 2. Semarang: Kanisius Yogyakarta

Rahmawati, M., Setyawan, H., Yuliani, S. (2014). Pengembangan Agrowisata Pantai Glagah Kabupaten Kulon Progo Dengan Pendekatan Arsitektur Ekologi. Arsitektura Universitas Sebelas Maret, 12.

Sukawi, (2008). Ekologi Arsitektur : Menuju Perancangan Arsitektur Hemat Energi dan Berkelanjutan, Semarang :Universitas Diponegoro

Titisari, Yunita, E., Triwinarto, J., dan Suryasari, N., (2012). Konsep Ekologis pada Arsitektur di Desa Bendosari. Universitas Brawijaya, 10.

Yuliani, S., (2013). Metoda Perancangan Arsitektur Ekologi. Cetakan ke-1. Surakarta: UPT. Penerbitan dan Pencetakan UNS

Yoeti, O.A., MBA. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.