PEMBENTUKAN RUANG GENDER MELALUI AKTIFITAS MEMBATIK DI LAWÉYAN

Rinaldi Mirsa

Abstract


Gender dan ruang berhubungan dengan cara yang kompleks dalam keseluruhan proses reproduksi hubungan sosial dan property dari sistem kapitalis fenomena ini terbentang dalam garis waktu sejarah mengedepankan arkeologi fisik dan simbolis dalam ruang membangun lingkungan dan membangun kota yang mencerminkan arsitektur masyarakat kita yang tak terpisahkan, hal ini juga berpengaruh pada perencanaannya. Desain ruang rumah tidak hanya memperkuat pernyataan mengenai ruang gender tapi juga memperkuat ide-ide bahwa ruang ruang ini akan menjadi ruang hetrosexual bagi keluarga terutama dalam proes produksi batik. Hal ini dapat kita lihat dimana kebutuhan dan dominasi ruang terlihat sangat jelas sebagai sebuah bentuk pembentukan ruang gender melalui aktifitas membatik terutama yang terjadi di kawasan Lawéyan. Pentingnya studi ini adalah untuk pengungkapan proses pembentukan ruang gender melalui aktifitas membatik karena permasalahan selama ini masih jarang terungkap perubahan ruang yang terjadi melalui proses masuknya kegiatan produksi ke dalam ruang domestik yang di kuasai oleh para ibu-ibu (Mbok Masé). Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif eksploratif agar dapat mengungkapkan dengan jelas masuknya ruang produksi ke dalam ranah domestik ini, sehingga mulailah terjadinya perluasan dominasi Mbok Masé terhadap kegiatan produksi yang sekaligus membentuk ruang gender secara perlahan tapi pasti.

Full Text:

PDF

References


Frick, H., 1997, Pola Struktur Dan Teknik Bangunan Di Indonesia, Kanisius, Yogyakarta

Handayani, Christina S dan Novianto, A., 2004. Kuasa Wnita Jawa, Yogyakarta: LKIS.

Handayani, T, Dra. MM. dan Sugiarti, Dra. Msi., 2002, Konsep dan Teknik Penelitian Gender, Malang: UMM Press.

Murtini, Titien Woro. 2010. Makna Ruang Gender Pada Rumah Tinggal Di Kampung Kauman Semarang. Disertasi Program Doktor Universitas Diponegoro.

Mirsa, Rinaldi, dkk. 2016. Spatial Settlement Patern in Laweyan as Supportive Batik Production Activities. Indonesian Journal of Geography. Volume 48 no.1, June 2016, page 84-90.

Mirsa, Rinaldi. 2018. Ruang Arsitektur: bok Mase Laweyan. Disertasi Program Doktor Teknik Arsitektur dan Perkotaan Universitas Diponegoro.

Priyatmono, Alpha Febela, 2014. 55 Tahun, Ketua Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan dan Dosen Arsitektur Universitas Muhamadyah Solo (UMS). Wawancara Oktober 2014, Laweyan Solo.

Soedarmono, 2006. Mbok Mase Pengusaha Batik di Laweyan Solo Awal Abad 20. Yayasan Warna Warni Indonesia

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Yudohusodo, Siswono, dkk. 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.